All Eyes on Rafah: Semakin Panas Membara di Media Sosial

Jakarta – Dalam beberapa hari terakhir, media sosial sedang viral dengan serangan Israel ke wilayah pengungsian rakyat Palestina di wilayah Rafah, Jalur Gaza. Kampanye dan slogan ‘All Eyes on Rafah’ pun berkumandang di seluruh dunia dan perbincangan hangat di media sosial.

Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan di benak banyak orang. Apa artinya ‘All Eyes on Rafah’? Rafah ada di negara apa? Di mana tepatnya letak Kota Rafah sebenarnya?

Ada Apa di Rafah?

Rafah adalah sebuah kota yang berbatasan langsung dengan Mesir di selatan. Kota ini sering digunakan sebagai rute pelarian dan tempat pengungsian bagi warga Gaza selama serangan militer.

Pada Minggu (26/5/2024), militer Israel melancarkan serangan udara terhadap area berlindung para pengungsi di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. Sedikitnya 50 orang dilaporkan tewas akibat serangan tersebut dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Serangan udara Israel itu menghantam area pengungsi di Rafah. Disebutkan bahwa serangan udara Israel itu menghantam area Tel Al Sultan di Rafah bagian barat.

Area tersebut diketahui menampung ribuan orang yang berlindung dan mengungsi dari perang, dengan kebanyakan dari mereka melarikan diri dari area timur Rafah yang diserbu tank-tank Israel dua pekan lalu.

Gempuran Israel terhadap Rafah itu dilakukan beberapa hari setelah Mahkamah Internasional atau ICJ memerintahkan Tel Aviv segera menghentikan serangannya di Rafah. Otoritas Israel menolak perintah ICJ itu dengan menegaskan serangannya di Rafah tidak berisiko memusnahkan warga sipil Palestina yang ada di sana.

Asal Usul All Eyes on Rafah

Dikutip dari Forbes, slogan ‘All Eyes on Rafah’ diduga berasal dari omongan Rick Peeperkorn. Ia adalah Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berkantor di teritori Palestina.

Pada Februari lalu, ia mengatakan “All Eyes on Rafah”, beberapa hari setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahi memerintahkan rencana evakuasi di Rafah. Netanyahu kala itu menyebut Rafah merupakan satu-satunya area yang masih menjadi kekuatan grup militan Hamas.

Selanjutnya, berbagai organisasi dan kelompok negosiasi seperti Save the Children, Oxfam, American for Justice in Palestine Action, Jewish Voice for Peace, dan Palestine Solidarity Campaign mengulangi seruan ‘All Eyes on Rafah’ hingga jadi viral dan memancing gerakan yang lebih besar.

Makna All Eyes on Rafah

Slogan All Eyes on Rafah merupakan sebuah dukungan dari para pengguna media sosial untuk Palestina, terutama untuk pada pengungsi Gaza yang mengungsi di kota Rafah.

Seruan ‘All Eyes on Rafah’ mengajak masyarakat dunia agar tak acuh terhadap genosida yang terjadi di Gaza. Seluruh dunia diminta benar-benar mengamati dan memantau perkembangan di Rafah, tempat pengungsian sekitar 1,4 juta warga Gaza.

Secara harafiah, ‘All Eyes on Rafah’ berarti ‘semua mata tertuju pada Rafah’. Yang unik, gambar seruan ini dihasilkan melalui artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

“Ini mungkin menghindari beberapa moderasi otomatis pada platform, karena ini adalah gambar yang dihasilkan AI dan tidak ada apa pun di dalamnya yang sangat berbahaya atau kontroversial,” kata Matt Navarra, konsultan media sosial dan analis industri, kepada NBC News, dikutip TRT.

Dilaporkan bahwa Meta, pemilik Facebook dan Instagram, telah menghapus video yang direkam oleh jurnalis Palestina yang meliput pembantaian Israel di Gaza. Seorang juru bicara Instagram mengakui bahwa perusahaan tersebut menghapus beberapa konten karena sifatnya yang kasar dan vulgar.

Meski begitu, gerakan All Eyes on Rafah kini makin membara. Mengutip update Al-Jazeera Kamis pagi, setidaknya 40 juta Instagram Stories telah membagikan itu di laman media sosial (medsos) Instagram.

Mengapa Israel Menyerang Rafah?

Israel telah menggambarkan Rafah sebagai benteng signifikan terakhir Hamas setelah 7 bulan melakukan penyerangan.

Melansir dari Independent UK, para pemimpinnya berulang kali mengatakan bahwa invasi diperlukan untuk mengalahkan kelompok militan Islam tersebut.

Letnan Kolonel Nadav Shoshani, juru bicara tentara, mengatakan Israel sedang mempersiapkan “operasi dengan cakupan terbatas” dan tidak mengatakan apakah ini adalah awal dari invasi yang lebih luas ke kota tersebut.

Tetapi setelah 7 Oktober dan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan oleh Hamas, Israel belum secara resmi mengumumkan peluncuran invasi darat yang berlanjut hingga hari ini.

Secara keseluruhan, Rafah merupakan wilayah dengan peran penting sebagai tempat pengungsian dan jalur bantuan bagi warga Gaza yang terkena dampak serangan Israel.